Peranan Anti Oksidan pada Usia Lanjut

Tanpa disadari dalam tubuh kita secara terus-menerus terbentuk radikal bebas melalui peristiwa metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi dan akibat respons terhadap pengaruh dari luar tubuh: polusi lingkungan, ultraviolet, asap rokok, dll. Sebab itu tubuh kita memerlukan suatu substansi penting yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa ini.

Pengurangan asupan kalori berarti mengurangi radikal bebas. Radikal bebas bersifat merusak sel dan berperan dalam proses penuaan dan terjadinya penyakit degeneratif seperti kanker dan gangguan kardiovaskular.

Supaya radikal bebas tidak merajalela, tubuh dengan sendirinya spontan memproduksi zat antioksidan. Antioksidan yang diproduksi oleh tubuh (endogen) adalah SOD (Superoxide Dismutase), GPx (Glutathion Peroxidase), katalase dan senyawa glutation. Antioksidan tersebut bekerja denagn cara menetralkan radikal bebas, dimana pekerjaannya dibantu oleh asupan antioksidan dari luar (eksogen), yaitu vitamin E, C, betakaroten dan senyawa flavonoid yang berasal dari tumbuhan. Sehingga diharapkan dengan pemberian antioksidan tersebut proses tua dihambat atau paling tidak ”tidak dipercepat”, serta dapat mencegah terjadinya kerusakan tubuh dan timbulnya penyakit degeneratif.

Pada masa tua, dapat dilakukan peningkatan kualitas hidup dengan cara tetap sehat. Dengan tetap sehat dalam jangka waktu sepanjang mungkin, maka kualitas hidup juga akan terjaga. Maka timbullah suatu konsep yang dinamakan Healthy Aging yang dicetuskan pertama kali oleh Takemi (1997).

Salah satu cara untuk menunjang healthy aging ini kita bisa memanfaatkan tumbuhan dan buah-buahan alami yang mengandung antioksidan dan berada disekitar kita, karena Indonesia kaya akan bahan alami yang mengandung antioksidan yang berpotensi tinggi.

Berikut beberapa makanan yang kaya akan antioksidan dan mudah ditemukan:

Tempe

Tempe mempunyai khasiat antara lain mempercepat berhentinya diare akut dan meningkatkan berat badan serta status gizi, hal ini mengutungkan karena selain banyak lansia yang mengalami gangguan pencernaan seperti diare akut dan kronis juga sering mengalami status gizi yang buruk karena asupan protein yang kurang adekuat, juga dapat mengurangi kadar kolesterol darah, selain itu tempe juga tepat untuk diberikan bagi pasien dengan DM yang biasanya dialami oleh lansia.

Brokoli

Brokoli adalah salah satu sumber vitamin K yang baik. Mengkonsumsi brokoli dapat membantu menjaga agar tulang tetap sehat.

Buncis

Menurut riset yang dilakukan Departemen Pertanian Amerika Serikat, kulit buncis mengandung senyawa flavonoid, yaitu suatu antioksidan yang melidungi tubuh dari penyakit kronis dan efek penuaan.

Jeruk

Jeruk adalah suatu sumber viatmin C terbaik. Vitamin C dikenal sebagai antioksidan yang berperan melawan gejala penuaan dan penyakit yang berhubungan dengan usia.

Apel

Apel yang belum dikupas mempunyai efek anti karsinoma terkuat, karena mengandung lebih banyak antioksidan fitokimiawi.

Wortel rebus

Wortel mengandung vitamin A dan vitamin C yang merupakan salah satu antioksidan terbaik untuk melindungi tubuh dari radikal bebas.

Teh

Antioksidan dalam teh sangat terkenal sebagai salah satu penyebab panjang umur di Negara Jepang dan China

Penemuan terbaru antioksidan:

L-Carnosine

L-Carnosine adalah antioksidan untuk anti penuaan, dengan memperbaiki perubahan yang diakibatkan proses degeneratif seperti kulit, otak, jantung dan jaringan tubuh lainnya. Setidaknya L-Carnosine harus diberikan sebanyak 500 mg perhari dalam waktu jangka lama. L-Carnosine secara alamiah terdapat pada tubuh kita (terutama diotot) dan banyak terdapat juga pada makanan. Tetapi kadarnya berkurang seiring dengan bertambahnya usia.

Actin

DR. Debasis Bagchi, kepala ilmuwan dari Creighton University mengatakan bahwa daripada vitamin C dan E serta betakaroten, Actin lebih baik sebagai pencegah radikal bebas dan fragmentasi DNA.

N-Acetylcysteine (NAC)

NAC merupakan antioksidan yang baik dalam mempertahankan imunitas/kekebalan tubuh.

Alfa-Lipoid Acid

Alfa-Lipoid Acid dapat larut dalam lemak dan air, artinya zat ini dapat masuk kedalam semua bagian tubuh manusia yang terdiri dari cairan dan lemak.

Pycogenol

Menurut Dr. Richard Passwater pycogenol bermanfaat untuk; fungsi otak, mencegah aterosklerois, stres, kanker kulit, arthritis, penglihatan, diabetes.

Fakta yang perlu diketahui adalah bahwa hingga saat ini para ahli masih sulit memastikan berapa komposisi yang seimbang antara radikal bebas dan antioksidan didalam tubuh. Dengan demikian, dosis suplemen antioksidan yang tepat belum dapat dipastikan. Sementara beberapa penelitian menunjukan bahwa kelebihan antioksidan justru akan merugikan.

Umumnya lansia terpengaruh untuk mengkonsumsi suplemen gizi karena pengaruh iklan. Hasil survey di California mengungkapkan bahwa 72 % lansia mengkonsumsi suplemen gizi vitamin C dan vitamin E dosis tinggi.

Sebagai pertimbangan, beberapa suplemen yang dianjurkan bagi lansia diantaranya:

Vitamin E: Dikenal sebagai antioksidan, mencegah kerusakan karena radikal bebas dan menurunkan resiko penyakit jantung.

Selenium: Membantu tugas enzim glutation, yaitu enzim pengusir radikal bebas. Merupakan komponen penting bersama vitamin C dalam memerangi penyakit jantung juga kanker.

Seng: Berfungsi sebagai penghasil antibody, juga sebagai anti oksidan.

Beta Karoten: Mencegah terjadinya katarak.

Omega 3: Dapat mencegah kerusakan sel otak sekaligus mempertajam daya ingat, mengencerkan darah, mengurangi resiko penyakit jantung dan stroke.

Vitamin C: Membantu pembentukan kolage, meningkatkan daya tahan tubuh serta membantu pembentukan glikoaminoglikan dan chondoitin untuk persendian.

Fe: Mencegah anemia.

Sebenarnya selama asupan makanan cukup baik dan menjauhi pola hidup tidak sehat, suplemen makanan seperti multivitamin sama sekali tidak diperlukan.

Sumber