Asal mula berdirinya GKIm Mesias Bandung berawal dari kasih Tuhan yang menggerakkan hati Ibu Yap Suk Tjau yang rela menyediakan rumahnya di Jl. H. Idrus No. 9 Bandung untuk dijadikan tempat kebaktian Sekolah Minggu pada tanggal 26 April 1980. Sekolah Minggu yang saat itu dinamakan “Pondok Gembira” dimulai dengan 12 anak dan ditangani oleh guru-guru dari Komisi Sekolah Minggu GKIm Ka Im Tong Bandung, yaitu: Kwang Sie, Huei Tjien, Hwang Yin, Ling Huei dan Ev. Lily Soewandi. Pada tanggal 20 Juni 1981 “Pondok Gembira” yang saat itu telah dihadiri 52 anak dipindahkan ke rumah Bapak Kwang Sie di Jl. Pagarsih No. 127 karena Ibu Yap Suk Tjau dan seluruh keluarganya pindah ke Taiwan dan rumahnya akan ditempati oleh keluarga Pdt. Philip D. Amisadai.
Perkembangan Jemaat terus berlangsung hingga pada tanggal 8 Agustus 1982 Komisi Misi Penginjilan GKIm Ka Im Tong Bandung membentuk Kebaktian Dewasa yang diadakan setiap Minggu pk. 16.00 di rumah Pdt. Philip D. Amisadai (Jl. Haji Idrus No. 9). Pembukaan kebaktian yang dipimpin oleh Pdt. Samuel Soewandi itu dihadiri kurang lebih 80 orang. Mulai 25 Juni 1983 “Pondok Gembira” juga ditangani oleh Komisi Misi Penginjilan GKIm Ka Im Tong Bandung. Pada tanggal 2 Juli 1983 Kebaktian Dewasa dipindahkan ke Jl. Pagarsih No. 127 dengan Ibu Limiati Chondro sebagai Pembina. Pada bulan Agustus 1983 pelayanan ditangani oleh Pdt. Eddy Paulus dan istri. Satu tahun kemudian pelayanan diserahkan kepada Ev. Ruth Huang, namun pada bulan Agustus 1985 Ev. Ruth Huang kembali ke Surabaya sehingga pelayanan di Cabang Pagarsih ditangani Ev. Lidya Chen.
Pada tanggal 11 September 1985 untuk pertama kalinya diadakan Persekutuan Wanita yang dihadiri sekitar 20 orang. Selain itu juga pada tanggal 6 Oktober 1985, untuk pertama kalinya diadakan Baptisan Kudus atas 8 orang peserta katekisasi yang keanggotaannya tercatat di GKIm Ka Im Tong Bandung. Dengan semakin berkembangnya Jemaat, maka diperlukan tempat ibadah yang lebih memadai, sehingga pada tanggal 9 Januari 1986 mulai diadakan rapat untuk merencanakan pembangunan gedung Gereja di Jl. Pagarsih No. 369. Pada tanggal 25 Januari 1986 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Pdt. Thomas Kodrat, dengan disaksikan oleh kurang lebih 30 orang anggota Jemaat dan Majelis GKIm Ka Im Tong Bandung.
Sementara pembangunan gedung Gereja terus berjalan, waktu kontrak di Jl. Pagarsih No. 127 berakhir, dan karena pembangunan belum selesai, maka untuk sementara kebaktian dipindahkan ke GKIm Ka Im Tong Bandung selama setahun lebih. Hanya karena kasih karunia dari Tuhan serta dukungan doa dari seluruh anggota Jemaat, maka pembangunan gedung Gereja dapat diselesaikan dan pada tanggal 13 April 1988 dilaksanakan Penahbisan Gedung Gereja Cabang Pagarsih yang dipimpin oleh Pdt. Samuel Soewandi, dengan dihadiri oleh Majelis GKIm Ka Im Tong Bandung, juga Bapak Ardi Rana Yunus selaku Pembimbing Masyarakat Kristen Protestan Jabar dan Pdt. Em. Imam Kosasih yang dulunya adalah pemilik dari tanah Gereja Cabang Pagarsih.
Pada bulan April 1990, pelayanan Ev. Lidya Chen dilanjutkan oleh Ev. Yonathan Firtz Un. Tanggal 13 April 1990 merupakan tonggak berdirinya Jemaat Mesias, dimana pada hari itu dilaksanakan Pendewasaan GKIm Ka Im Tong Cabang Pagarsih menjadi GKIm Mesias Bandung, yang merupakan jemaat keenam yang berada di bawah naungan Sinode GKIm. Pada hari itu juga dilaksanakan peneguhan Ev. Yonathan Fritz Un sebagai penginjil dan Penahbisan Majelis yang pertama.
Pada tahun 1991, Ev. Yonathan Fritz Un mengundurkan diri dari pelayanan dan majelis mengundang Ev. Paulus Santoso (alm.) dan Istrinya, Ev. Gouw Sioe Lie (sekarang pendeta), untuk melayani di GKIm Mesias Bandung.
Pada tanggal 13 April 1995 bertepatan dengan ulang tahun yang ke-5, GKIm Mesias Bandung mengadakan penahbisan pendeta bagi Ev. Paulus Santoso dipimpin oleh Pdt. Philip D. Amisadai dengan dihadiri oleh Pembimas Kristen Protestan, para anggota majelis Sinode GKIm dan para Hamba Tuhan, serta anggota Jemaat. Pada tanggal 13 April 1998 (Sewindu GKIm Mesias), untuk pertama kalinya dalam lingkungan Sinode GKIm, Jemaat Mesias mengadakan Pemberkatan Nikah terhadap 15 pasangan suami istri yang berlatarbelakang non Kristen dan kemudian telah percaya pada Tuhan Yesus.
Perkembangan Jemaat terus berlangsung, maka diperlukan tempat ibadah yang lebih memadai, sehingga pada bulan April 1999 dilaksanakan renovasi tempat ibadah. Tempat ibadah yang dulunya satu lantai dibuat menjadi dua lantai. Lantai dasar untuk Ruang Serba Guna/ Aula/ Kelas Sekolah Minggu dan lantai dua untuk Ruang Kebaktian Umum.
Pada tanggal 1 Oktober 2005, keluarga besar GKIm Mesias Bandung merasakan kedukaan yang amat besar ketika gembala terkasih, yaitu Pdt. Paulus Santoso meninggal dunia. Sekian lama Jemaat berduka karena kehilangan sosok seorang pendeta, hingga akhirnya karena dukungan yang luar biasa dari rekan-rekan penginjil lainnya bersama dengan seluruh anggota Jemaat, Ev. Gouw Sioe Lie menyatakan kesediaannya untuk meneruskan pelayanan suami sebagai Pendeta. Beliau ditahbiskan pada tanggal 2 Juni 2007 sebagai pendeta wanita pertama dalam lingkungan Sinode GKIm. Sungguh, Tuhan yang telah memulai gereja-Nya, Dia juga yang akan tetap memeliharanya hingga kesudahan zaman. Segala kemuliaan hanya bagi Allah.