Bukti-Bukti External
Ada banyak bukti-bukti external, yaitu fakta-fakta diluar Alkitab yang memperlihatkan bahwa Alkitab adalah sumber informasi yang dapat dipercaya.
Bukti-Bukti Ilmiah
Belum ada bukti-bukti ilmiah yang dapat menyatakan kesalahan pernyataan-pernyataan apapun yang ada di dalam Alkitab. Walaupun ada banyak orang yang mengatakan, “Alkitab adalah bukan buku ilmiah, tetapi itu ditulis untuk memberikan pandangan mengenai keagamaan atau kerohanian.” Walaupun begitu seluruh isi Alkitab adalah mutlak dapat dipercaya dalam hal ilmiah maupun rohani.
Ketepatan catatan dari benda-benda, peristiwa-peristiwa, orang-orang dan tempat-tempat didalam Alkitab memperlihatkan integritas Tuhan. Tuhan telah memberikan pernyataan-pernyataan yang harus diterima secara utuh dimana hal ini memperlihatkan kemampuan Tuhan untuk menjaga ketepatan isi Alkitab selama berabad-abad. Kita tidak akan bisa melampaui batas kepercayaan akan ketepatan pernyataan-pernyataan tentang dunia ini seperti yang tertulis didalam Alkitab karena hal itu menunjukkan bahwa Tuhan-lah yang mengarang Alkitab.
Bukti-bukti Geography
Sementara Alkitab tidak ditulis untuk mengajarkan prinsip-prinsip ilmu alam akan tetapi setiap topik yang membicarakan ciptaan Tuhan didalam Alkitab adalah sangat benar dan akurat. Dalam satu hal Alkitab menyatakan secara benar di Ayub 26:7 bahwa bumi berbentuk bulat, dan pernyataan ini ditulis kira-kira 3000 tahun sebelum Masehi. Deskripsi yang tepat mengenai bentuk bumi ini begitu berlawanan dengan pendapat atau kepercayaan kebanyakan orang yang hidup pada masa itu dimana mereka percaya bahwa bumi ini berbentuk datar. Dan Yesaya 40:22 juga menyatakan hal yang sama bahwa Tuhan bertakhta di atas “bulatan bumi”. Pernyataan di Yesaya 40:22 adalah pararel dengan pernyataan di Ayub 26:7 yang menyatakan telah menyebutkan bentuk bumi dengan benar, dan kebenaran-kebenaran seperti itulah yang selalu kita dapatkan dari Alkitab. Lagipula siapakah yang lebih mengetahui daripada sang Pencipta sendiri tentang bagaimana alam semesta ini dibuat?
Bukti-bukti Arkeologi
Salinan yang tertua dari puisi-puisi atau karangan-karangan Yunani adalah 800 sampai 1000 tahun lebih baru daripada tulisan yang aslinya. Tapi, tidak ada ilmuwan yang akan menerima pernyataan bahwa tulisan-tulisan Yunani ini telah menyeleweng dari tulisan yang aslinya dan seharusnya dibuang. Tetapi salinan tertua dari kitab-kitab Perjanjian Lama hanyalah 200 tahun lebih baru dari tulisan aslinya. Dan salinan tertua dari kitab-kitab Perjanjian Baru tertanggal 50 sampai 80 tahun setelah tulisan aslinya. Dari dasar informasi ini, Alkitab seharusnya dipercayai paling tidak seperti tulisan-tulisan Yunani lainnya, yang sampai sekarang masih sangat dipercaya.
Penemuan-penemuan arkeologi banyak yang memperkuat bukti integritas dari Alkitab yang menyebabkan para arkeolog yang dulunya melecehkan Alkitab menjadi berbalik dari menentang menjadi percaya kepada Alkitab. Selama berabad-abad ada banyak orang-orang yang meragukan kebenaran Alkitab karena Alkitab menyebutkan begitu banyak nama bangsa-bangsa kuno yang telah lama menghilang. Contohnya di Kejadian 15:20 Alkitab menyebutkan tentang suku bangsa Het. Dan ternyata beberapa ratus tahun yang lalu para arkeolog menemukan reruntuhan sebuah kota yang terletak di Turki, yaitu disebelah Utara dari tanah Israel, yang ternyata adalah reruntuhan dari kota utama bangsa Het.
Dalam kasih karunia Tuhan, pada sekitar tahun 1950 ditemukan gulungan-gulungan kitab di sebuah gua yang bernama Qumran didekat Laut Mati. Hebatnya karena kondisi gua yang sangat-sangat kering gulungan-gulungan kitab ini berada dalam taraf yang baik dan tidak mengalami kehancuran, kitab-kitab ini dapat dibuka dan dibaca. Penemuan yang paling menakjubkan adalah salinan dari kitab Yesaya. Menurut uji carbon 14, penanggalannya adalah 100 tahun sebelum Masehi, itu adalah 1000 tahun lebih awal daripada salinan yang dipergunakan sebelumnya. Selisihnya hanya sekitar 600 tahun dari teks yang aslinya. Dan para ahli menemukan kalau ini adalah identik dengan tulisan Yahudi (Ibrani) yang digunakan untuk menterjemahkan alkitab King James yang diterbitkan pada tahun 1611. Jadi, gulungan-gulungan kitab ini menolong untuk membuktikan fakta bahwa kita sesungguhnya mempunyai Injil sejati yang asli.
Bukti-bukti Sejarah
Alkitab juga berbicara mengenai kejadian-kejadian jauh dari sebelum hal itu terjadi. Nabi Yesaya pernah berbicara mengenai seorang raja Persia yang bernama Koresh (Yesaya 45:1) dimana dinubuatkan bahwa dia-lah yang akan membangun kembali bangsa Yehuda. Persia adalah sebuah kerajaan besar yang terletak disekitar negara Iran. Yesaya menulis nubuat ini pada masa pemerintahan raja Hizkia yang meninggal pada tahun 687 sebelum Masehi. Dan Koresh tidak mulai memerintah sebagai raja sampai tahun 600 sebelum Masehi, ini adalah lebih dari 80 tahun setelah nubuat itu ditulis. Hanya Tuhan saja yang dapat mengetahui nama dari raja Persia sebelum dia naik ke atas tahta.
Kemudian Alktiab mempunyai banyak nubuat-nubuat mengenai Yesus Kristus yang ditulis 1000 tahun sebelum Dia dilahirkan. Hal ini mungkin sedikit tersembunyi yang hanya terlihat bila kita memperhatikan setiap kata dengan teliti, tetapi sebetulnya setiap kitab-kitab dalam Perjanjian Lama dengan jelas menunjuk kepada Yesus. Contohnya, perhatikanlah dengan sangat teliti nubuat-nubuat yang ditulis dalam Mazmur 22, Yesaya 53 dan Mikha 5:2.
Melihat fakta-fakta bersejarah ini, kita dihadapkan hanya kepada dua kemungkinan. Apakah Alkitab itu dikarang oleh Dia yang tidak mempunyai batas waktu, atau itu hanyalah sebuah lelucon yang ditulis oleh seseorang setelah kejadian itu terjadi untuk membuat Alkitab kelihatan hebat. Pilihan yang benar adalah: Alkitab merupakan satu-satunya firman Tuhan yang sejati.
Bukti Dari Pengalaman Pribadi
Salah satu sumber lain dari kebenaran Alkitab adalah pengalaman pribadi dari mereka-mereka yang sudah dirubah hidupnya oleh Alkitab. Ada perubahan yang besar dan nyata didalam hidup orang-orang yang percaya kepada Kristus dan berjalan menurut firman-Nya, yaitu Alkitab. Dalam kata lain Alkitab sanggup melakukan kepada orang-orang yang percaya janji-janji yang terkandung didalamnya.
Alkitab menjanjikan pembebasan dari hari pengadilan terakhir dan memberikan kepastian tidak akan adanya hukuman bagi orang-orang yang percaya (Yohanes 5:24, Roma 8:1,16, 1 Yohanes 4:18). Alkitab menjanjikan orang-orang yang percaya akan dibersihkan secara rohani (Mazmur 119:9,11, Yohanes 15:3). Alkitab menjanjikan kebebasan dari perbudakan dosa dan kemenangan total (Yohanes 8:34-36, Roma 6:18, Kolose 3:1-2). Alkitab memberikan arti dan tujuan dari hidup ini (1 Petrus 2:9).
Semua hal-hal ini adalah bagian dari pengalaman pribadi orang-orang yang percaya. Orang-orang yang percaya mengalami hidup yang baru yang menjadi bukti bahwa mereka tidak lagi dipenuhi dengan kepahitan atau penyesalan tentang masa lalu mereka ketika mereka mengetahui pengampunan Tuhan (Ibrani 10:16-17). Bahkan orang-orang yang percaya berani berkorban untuk sesamanya manusia karena mereka mengetahui bahwa mereka selalu dapat bergantung kepada Tuhan. Seseorang yang percaya kepada Alkitab mempunyai pengalaman rohani pribadi yang mengetahui dengan pasti bahwa Alkitab adalah bukan sekedar tulisan-tulisan puisi biasa, tetapi itu adalah firman Tuhan yang bersaksi jauh kedalam hati mereka.
Kesaksian Alkitab
Alkitab sendiri bersaksi bahwa ia berasal dari Tuhan. Misalnya di 2 Samuel 23:2 Daud, yang menulis banyak bagian dari kitab Mazmur, menyatakan bahwa apa yang ditulisnya berasal dari Tuhan. Nabi Yeremia menyatakan hal yang sama (Yeremia 1:4), juga rasul Paulus (1 Tesalonika 2:13). Dan di 2 Petrus 3:16 rasul Petrus menyatakan bahwa tulisan-tulisan Paulus adalah bagian Kitab Suci (scriptures). Yesus sendiri membuat banyak pernyataan-pernyataan bahwa Alkitab mutlak dapat dipercaya (Lukas 16:17, 24:44, Yohanes 17:17). Dan Yesus seringkali menggunakan kisah-kisah dari Perjanjian Lama sebagai peristiwa-peristiwa yang nyata (Lukas 11:51, 17:26-33).
Kesatuan Alkitab
Alkitab terdiri dari 66 buku yang ditulis selama periode waktu lebih dari 1500 tahun, dari zaman Musa (1400 Sebelum Masehi) sampai zaman rasul Yohanes (kira-kira 100 Masehi). Jumlah penulisnya sedikitnya ada 40 orang. Beberapa dari pengarangnya hidup terpisah 600 mil jauhnya, dan kebanyakan dari mereka tidak mengenal satu sama lain. Tetapi kata-kata yang tertulis di dalam Alkitab mempunyai pesan yang sama, dan mempunyai satu kesatuan yang sempurna secara keseluruhan.
Satu-satunya alasan kenapa bisa terjadi seperti itu karena Tuhan-lah yang mengarang Alkitab. Tuhan menggunakan orang-orang ini untuk menulis apa yang Ia ingin tuliskan kepada umat manusia. Setiap kata dan setiap huruf didalam aslinya (Ibrani untuk Perjanjian Lama dan Yunani untuk Perjanjian Baru) adalah tepat seperti apa yang Tuhan ingin sampaikan kepada umat manusia. Para penulis ini hidup dan mati di zaman yang berbeda-beda, tetapi Tu493 yang sama yang hidup selama-lamanya yang memberitahukan kepada orang-orang ini apa yang harus mereka tulis. Untuk alasan ini, kita bisa selalu bisa membandingkan bagian-bagian yang berbeda dari Alkitab dan menemukan bahwa mereka adalah saling melengkapi, saling menjelaskan, dan sangat konsisten satu dengan yang lainnya (1 Korintus 2:13). Kita dapat membaca bagian yang mana saja dari Alkitab dan menemukan firman Tuhan disana.
Isi Alkitab
Hal yang paling menakjubkan yang dapat kita temukan didalam Alkitab adalah hal-hal yang dibicarakan didalamnya. Ada hal-hal di dalam Alkitab yang kita ketahui bahwa hanya Tuhan saja yang dapat menulis pernyataan-pernyataan yang seperti itu. Misalnya Alkitab menyatakan di Yohanes 10:30 Yesus berkata bahwa Ia adalah Allah. Di Yohanes 20:28 seorang murid menyatakan bahwa Yesus adalah Allah. Dan di Ibrani 1:8 Bapa menyatakan bahwa Yesus adalah Allah. Kesimpulan terakhir dari kesaksian-kesaksian ini adalah apakah Alkitab itu gila atau itu adalah benar-benar berisikan firman-firman Tuhan.
Contoh lain yang penting adalah bahwa Alkitab membicarakan masalah dosa (1 Yohanes 3:14). Tidak ada orang lain yang mempunyai keberanian untuk menuliskan kenyataan-kenyataan hidup manusia seperti yang tertulis didalam Alkitab. Alkitab memberikan gambaran yang menyeramkan dari upah dosa. Alkitab menyinggung kita, dan kita tidak selalu menyukai apa kita baca didalamnya. Ini menerangkan mengapa kita sulit untuk mempercayai Alkitab.
Masalahnya adalah bukan bukti kebenarannya melainkan hati kita. Siapa yang ingin mengetahui bahwa sebenarnya dia sedang berada didalam bahaya, seorang penjahat, seorang pendosa yang busuk dan buruk? Siapa yang akan bersuka-cita sewaktu dia diberitahu bahwa dia sedang berjalan menuju ke neraka, dimana dia akan menderita selamanya dibawah murka Tuhan? Siapa yang menyambut pengetahuan bahwa tidak ada kebaikan apapun sama sekali didalam dirinya dan sebenarnya dia sedang berada didalam pemberontakan melawan Tuhan yang telah menciptakannya?
Hanya Tuhan saja yang dapat berkata jujur kepada kita karena hanya Dia saja yang mengetahui kebenaran. Hanya Tuhan yang mau berterus-terang kepada kita untuk menyatakan kasih-Nya. Kasih sejati tidak dinyatakan dengan kata-kata yang mencoba untuk membuat kita merasa enak dan nyaman dengan cara menyanjung, tapi meninggalkan kita didalam kesusahan karena mereka tidak mempunyai pengharapan yang nyata. Kasih yang sejati dinyatakan dalam kebenaran, karena itu adalah satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan kita.
Kejujuran Alkitab tentang manusia tidak menarik, tetapi Alkitab berisi kata-kata dari seorang teman sejati. Tuhan mengetahui bahwa kita sedang berjalan dipinggir jurang, dan siap untuk jatuh ke dalam neraka. Dia memberitahu persisnya apa yang kita butuhkan untuk menghindari kemalangan ini. Walaupun Alkitab tidak akan tampil sebagai salah satu dari sepuluh buku paling populer tahun ini, tapi hanya Alkitab yang dapat memberikan janji-janji seperti yang Yesus katakan di Matius 11:28-30:
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”
Pesan-pesan Alkitab
Ada satu hal terakhir yang harus kita pertimbangkan untuk menilai kebenaran Alkitab. Kebanyakan orang percaya akan adanya Tuhan. Tapi jika Tuhan itu memang Tuhan, berarti Dia berkata-kata dengan kuasa yang mutlak dan kita harus berserah kepada perintah-perintah-Nya. Dengan kata lain, apa yang kita pikirkan tentang firman-Nya dan bagaimana kita bereaksi terhadapnya, mengambarkan pikiran kita tentang Tuhan. Kita tidak dapat memisahkan Tuhan dan Alkitab-Nya. Kita tidak harus percaya kepada Alkitab, tetapi kita akan menghadapi akibatnya. Kalau seseorang tidak percaya kepada Tuhan yang membuat Alkitab maka dia akan bertingkah-laku menurut jalan pikirannya itu, dan kepahitan serta kehidupan yang egois itulah yang mereka akan tuai tepat seperti yang Alkitab katakan. Ini adalah bukti yang mengerikan. Dan mereka juga harus menghadap murka Tuhan yang akan mengejar mereka sampai diluar batas liang kubur dan mereka akan dibangkitkan kembali untuk dihakimi oleh sang Hakim (Yesus Kristus adalah firman Tuhan) pada hari penghakiman terakhir seperti yang dikatakan Alkitab
Mempertanyakan tentang kebenaran Alkitab adalah hal yang baik, dan Alkitab mampu untuk melewati pemeriksaan-pemeriksaan yang ada dan menjawab semua pertanyaan yang ada dan dapat menghapuskan keragu-raguan kita. Yakobus 1:6 menyatakan bahwa kita tidak perlu ragu-ragu untuk meminta kepada Tuhan supaya kita mempercayai firman-Nya dan meminta kebijaksanaan untuk mendapatkan hadiah yang terbaik yang bisa kita dapatkan dari Alkitab. Tetapi, untuk mempelajari Alkitab adalah sesuatu yang suci. Hanya kalau kita menghampiri Alkitab dengan rendah hati dan pikiran yang terbuka untuk kebenaran maka kita akan bisa menemukan jawaban-jawaban yang kita perlukan. Dan kita dapat berdoa, “Ya Tuhan saya tidak tahu apa-apa, ajarkanlah saya.”
“firman-Mu adalah kebenaran.”
(Yohanes 17:17)
Sumber: www.familyradio.com