Kebiasaan yang paling penting yang bisa kita tanamkan pada anak-anak adalah kebiasaan untuk membaca Firman Allah setiap hari, kebiasaan yang dibangun melalui tindakan yang berulang kali. Agar anak-anak membangun kebiasaan membaca Alkitab setiap hari, maka kita sebagai orangtua harus melakukan langkah-langkah agar tindakan ini masuk dalam kehidupan mereka.
Kita tidak bisa hanya memberitahu mereka untuk melakukannya, lalu berharap bahwa mereka akan melakukannya. Kita perlu membuat suatu program, sebuah jadwal untuk membantu memotivasi mereka masuk ke dalam Alkitab. Sering kali orang berkata, “Ya, menurut saya kita membaca Alkitab
karena kita ingin, bukan karena kita harus.” Diserang oleh dunia, kedagingan kita, dan juga Iblis, akan ada jauh lebih banyak hari saat kita tidak merasa ingin membaca Alkitab dari pada hari-hari kita merasa ingin. Jika kita melakukan segala sesuatu hanya karena saat itu kita merasa harus melakukannya, maka kita sedang menjalani kehidupan rohani yang sangat dangkal.
Sebaliknya, kita membaca Firman Tuhan karena itu keinginan kita, karena itu hal yang benar dilakukan, dan karena itu adalah kehendak Allah. Bagaimana perasaan kita pada hari yang bersangkutan, itu tidak relevan. Kita juga perlu menanamkan sikap dan filosofi yang demikian ke dalam anak-anak kita. Dalam pembuatan program pembacaan Alkitab tiap hari, ketika mereka baru pertama kali mulai, kita bisa menargetkan mereka untuk membaca satu ayat di pagi hari, lalu satu ayat di sore hari.
Sebagai orangtua, kita dapat ikut membaca bersama mereka atau membantu mereka membaca. Ketika mereka semakin maju dalam kemampuan membaca mereka, kita dapat meningkatkan target menjadi tiga ayat sehari saat mereka kelas 1 SD, misalnya. Saat mereka sekitar kelas 3 atau 4 SD, mereka bisa mulai membaca satu pasal sehari. Ketika mereka mecapai kelas 6 SD, mereka dapat membaca dua pasal sehari.
Akhirnya ketika mereka masuk SMP, mereka dapat didorong untuk membaca tiga sampai empat pasal sehari, sehingga ia dapat menyelesaikan pembacaan Alkitab seluruhnya dalam satu tahun. Program ini harus berlanjut hingga masa-masa SMA mereka. Tanggungjawab agar kebiasaan ini dapat terbentuk dalam anak-anak sepenuhnya ada pada pundak kita sebagai orangtua