Oleh: Sefnat A. Hontong
Dalam Efesus 6:10-20, Paulus berbicara tentang perjuangan Iman. Sangat menarik di sini adalah gambaran yang gunakan Paulus untuk menunjukkan apa itu ‘senjata’ yang bisa dimanfaatkan dalam perjuangan seperti ini. Yaitu dengan cara memanfaatkan senjata seorang tentara Romawi, seperti: ikat pinggang, baju zirah/baju besi, kasut/sepatu lars, perisai/salawaku, panah, ketopong/topi baja, dan pedang (bandk. ayat 14-17). Semua alat dan perlengkapan tentara Romawi ini, kemudian diberi makna baru: ikat pinggang berarti Kebenaran, baju besi berarti Keadilan, sepatu lars berarti Kerelaan memberitakan Injil, salawaku berarti Iman, topi baja berarti Keselamatan, dan pedang berarti Firman Allah, dan yang paling mendasar dari semua itu adalah: harus dilakukan dalam segala Doa dan Permohonan (lih. ayat 18).
Kalau memang jemaat Efesus harus berjuang menggunakan senjata seperti yang dijelaskan itu, maka pertanyaannya adalah siapa musuh yang harus ditumpas? Menurut ayat 12 “….perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, dan melawan roh-roh jahat di udara. Apa maksudnya? Dalam terjemahan BIS ayat ini ditulis Sebab kita berjuang bukannya melawan manusia, melainkan melawan kekuatan segala setan-setan yang menguasai jaman yang jahat ini. Kita melawan roh-roh jahat yang menguasai ruang angkasa. Jadi, yang dimaksud dengan kata pemerintah, penguasa, dan penghulu dalam ayat ini adalah kekuatan segala setan-setan dan roh-roh jahat yang mengusai ruang angkasa atau yang menguasai udara, bukan pemerintah atau penguasa secara politik. Dalam bahasa Yunani, kata-kata ini ditulis dengan arkhe untuk pemerintah, eksousia untuk penguasa, dan kosmokrator untuk penghulu. Semua kata tersebut dapat berarti kuasa supernatural atau kekuatan-kekuatan gaib (bahasa Galela: koloko o toka de o gurumi datotorou). Jadi semacam kuasa gaib yang berada di angkasa atau di udara yang selalu mengganggu dan merongrong kehidupan manusia.
Oleh karena itu, kita tidak perlu sibuk mencari tahu di mana tempatnya roh-roh itu berada, karena kuasa dan pengaruh roh-roh itu tidak bekerja di luar diri kita, melainkan bekerja di dalam diri kita, yaitu dalam pikiran dan hati kita masing-masing. Dengan pikiran kita, kita bisa membenci sesama, memfitnah, mencuri, memprovokasi, menganggap remeh, menjatuhkan, bahkan membunuh dan menindas. Ingat perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, (bukanlah melawan sesama kita), tetapi melawan pengaruh roh-roh di udara yang bekerja di dalam pikiran dan hati kita. Perjuangan seperti ini tidak dapat dilakukan dengan menggunakan senjata buatan tangan manusia, melainkan hanya dengan senjata Allah, yaitu: Ikat pinggang Kebenaran, baju besi Keadilan, sepatu lars Kerelaan memberitakan Injil, salawaku Iman, topi baja Keselamatan, dan pedang Firman Allah, dan yang paling mendasar dari semua itu adalah: harus dilakukan dalam segala Doa dan Permohonan yang tiada hentinya.
Situs penulis: http://sefnathontong.blogspot.com/