Hanya diam, menangis tak tertahankan, penuh memar dan luka, gemetar dan ditampar, anak-anak begitu trauma sampai-sampai mereka takut pada bayangan mereka sendiri. Hanya ucapan: “Dia terjatuh” atau “Itu kecelakaan” sebagai alasan di balik semuanya. Tapi kekerasan pada anak-anak itu bukan kecelakaan. Hal ini merusak tujuan Tuhan menciptakan manusia.
Kebenaran harus disampaikan
Ketika masyarakat mendengar tentang kekerasan pada anak-anak, mungkin mereka berpikir bahwa hal ini terjadi di keluarga yang tidak berpendidikan atau keluarga miskin. Sesungguhnya hal ini terjadi dari tipe keluarga yang beragam.
Di Amerika, dilaporkan kekerasan dalam keluarga melebihi 1 juta kejadian tiap tahunnya. Di Indonesia, susah dipastikan berapa jumlahnya karena pada umumnya kekerasan dalam rumahtangga masih sulit diungkap. Namun yang pasti, tingkat kekerasan pada anak semakin meningkat tiap tahunnya.
Kekerasan pada anak termasuk dalam hal kekerasan secara fisik, emosi, kekerasan seksual dan mengabaikan sang anak. Banyak efek samping yang dapat terjadi, yang parahnya dapat menyebabkan kematian. Kekerasan pada anak ini akan melumpuhkan masa muda mereka. Mereka akan sulit sekali menerima Tuhan sebagai Bapa mereka yang pengasih (Matius 18:5-6).
Namun belakangan ini banyak hal yang tersingkap sehingga luka mereka dapat diobati oleh Sang Penyembuh yang lembut yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Apa yang mendorong dosa kekerasan pada anak ini?
Biasanya, orangtua yang melakukan tindakan kekerasan pada anak ini atau siapapun pelakunya, merupakan korban dari kekerasan itu sendiri. Dihantui oleh kebencian masa lalu membuatnya melakukan hal yang sama.
Bahkan orangtua yang begitu baik, sesekali bisa kehilangan kontrol, frustasi dengan tindakan sang anak atau mereka terlalu frustasi terhadap diri sendiri. Tindakan yang seperti ini, dapat menjadi ancaman yang kuat, yang dapat menghancurkan keluarga.
Pandangan Tuhan terhadap kekerasan
Dalam Alkitab, banyak dijelaskan mengenai cara mendidik anak. “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6). “Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya” (Amsal 22:15).
Kedisiplinan dari orangtua sangat penting, tetapi beberapa orangtua memandang perkataan dalam Injil ini sebagai hak penuh atas anak mereka. Ini tidak benar. Firman Tuhan bukanlah izin agar Anda melakukan kekerasan. Para orangtua perlu mendidik anak mereka, tapi mereka harus memperhatikan emosi dan tindakan mereka.
“Dan kamu, Bapak-bapak, janganlah bangkitkan kemarahan di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Efesus 6:4 LAI TB2). Secara umum digambarkan bahwa, “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran” (Kolose 3:12 LAI TB2).
Temukan jalan keluar
Jika Anda terjebak dalam dosa ini, jangan tinggalkan artikel ini sampai Anda membuat komitmen untuk tidak lagi masuk dalam siklus yang sama. Untuk menerima penyembuhan, akui dosa dan permasalahan Anda. Lihat apa yang menjadi kelemahan Anda dan biarkan Tuhan menyembuhkan Anda.
Bagi korban kekerasan, ingatlah Tuhan tidak pernah mengabaikan Anda. Dia tahu kesakitanmu dan Dia punya rencana yang sempurna untuk menyembuhkan dan memperbaiki hidup Anda. Hadapi kekerasan tersebut, jangan tenggelam di dalamnya. Minta Tuhan untuk menguatkan Anda dalam menghadapi ‘mimpi buruk’ Anda.
Mengampuni dan melepaskan
Memang sulit tapi harus karena konsekuensi dari tidak mengampuni akan menghasilkan kerusakan yang lebih buruk lagi (2 Samuel 13:23-29). Minta Tuhan untuk memberikan Anda anugerah untuk mengampuni (1 Samuel 1:15-17; Mazmur 42:3-4; Mazmur 62:8).
Cari perlindungan, baik kepada anggota keluarga yang lain, anggota Gereja, atau mungkin pihak berwenang. Dan tentu saja, Anda harus tinggal dalam perlindungan Tuhan, beralih pada Firman-Nya.
Ketika Anda sudah mengampuni, minta Tuhan untuk mendapatkan kehidupan yang indah dalam Tuhan Yesus yang telah Dia sediakan (Yohanes 10:10). Tinggalkan masa lalu Anda kepada Tuhan (Filipi 3:13-14).